1 Apakah engkau tidak mengetahui hanya satu keturunan
ia berdua dengan yang kita pertuan?
Seorang berkedudukan di Rualletté,
seorang lagi turun ke Toddang Toja
5 memerintah negeri di Uriq Liu.
Bersaudara pula Sri Paduka Guru ri Selleng
dan Datu Palingéq di Senrijawa.
Maka sepupu sekali tuanmu dengan yang memerintah di Pérétiwi,
ia tidak engkau perkenankan memasuki pagar istana halilintar.”
10 Bagaikan orang yang tersihir
Paddengngengngé, orang Sunra dan Pérésolaé.
Mundur berjongkok I La Sualang ke pagar.
Kemudian Sinaung Toja dan Guru ri Selleng,
raja Pérétiwi,
15 memasuki pagar istana halilintar bersama rombongan
ditaburi bertih keemasan penyeru semangat orang kehiyangan.
Lalu mereka menginjakkan kaki di tangga, kemudian naik
dipegangkan susuran kilat,
melangkahi ambang petir,
20 menelusuri lantai papan guruh,
didapatinya sedang bersimpuh
para bangsawan orang Abang.
Duduk berhimpitan para raja orang Abang.
Saling bersentuhan ikat kepala
25 anak dewata yang mengapit di Wawo Unruq.
Disiahkan orang untuk dilewati raja dari Pérétiwi.
Menyusuri dua ratus lima puluh
petak istana sao kuta itu.
Tiba melangkahi ambang guruh,
30 menyeruakkan pintu halilintar,
dilihatnya sepupu sekali dan kemanakannya
duduk berjejer bertindihan, bersentuhan pinggang
dan duduk bersentuhan ikat kepala.
Bagaikan saja nuri yang sedang mabuk
35 melirik-lirik pinggir mangkuknya,
memandangi busa minumannya.
Berdiri termenung penguasa telaga
memandangi sepupu sekali dan kemanakannya,
sama mengangkat mangkuk kilat.
40 Bagaikan halilintar suara teriakannya
Sinrang Mpatara beserta rombongan,
memekakkan telinga gelak tawanya yang berhamburan.
Telah hadir pula di sini
Sennéq Batara beserta rombongan.
45 Dilihatnya pada bagian utara
peterana istana yang diduduki To Palanroé,
Sangka Maléwa dari Ruang Kuttu.
Bagaikan orang yang menikmati madu
rasa hatinya penguasa Lapiq Tana
50 memandang saudaranya
saling beradu kipas petir orang Limpo Bonga.